Minggu, 27 September 2015

PERANAN KONSELOR DALAM PRESTASI BELAJAR SISWA SMA HASYIM ASY’ARI 1 PUCUK TAHUN PEMBELAJARAN 2014 / 2015


PERANAN KONSELOR DALAM PRESTASI BELAJAR SISWA SMA HASYIM ASY’ARI 1 PUCUK TAHUN PEMBELAJARAN 2014 / 2015
Laporan ditulis untuk memenuhi tugas ujian akhir semester ganjil
Mata kuliah BK dimadrasah
Dosen Pembimbing
KHOTIMATUS SHOLIKAH M.Pd.I
unisda_logo_warna.jpg
ditulis oleh :
M KHOIRUL EFENDI (020121128)
EVA SULISTIAWATI (020131208)
ALVI ZAHRIANI (020121146)

FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN
18 Januari 2015


ABSTRAK

Nama Muhammad Khoirul Efendi, Eva Sulistiawati dan Alvi Zahriani membuat laporan tentang Peranan Konselor Dalam Prestasi Belajar Siswa Sma Hasyim Asy’ari 1 Pucuk Tahun Pembelajaran 2014 / 2015 Dosen Pembimbing Khotimatus Sholikah M.Pd.I
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan penting dalam pendidikan. Kegiatan membimbing sangat menentukan arah perkembangan, dan kemunduran peserta didik di sekolah baik perkembangan dan kemunduran pada prestasi akademik maupun non-akademik serta perilaku-perilaku sosial lainnya, termasuk pula dalam hal kedisiplinan.
Konselor di SMA HASYIM ASY’RI 1 PUCUK menuturkan bahwa masalah yang sering dihadapi oleh peserta didiknya yaitu masalah kedisiplinan,sering bolos tidak masuk sekolah tanpa ada izin dan khususnya untuk laki-laki tidak semangatnya dalam mengikuti pelajaran . Ini merupakan pelanggaran yang sering di lakukan oleh siswa  Sma Hasyim Asy’ri 1 Pucuk.
Maklum saja guru B.K  murni pertama kali di sekolah ini dimulai pada tahun 2010 dan dianggap ada oleh para siswa baru pada tahun 2012.sebelumnya guru b.k dirangkap oleh guru mapel yang kinerjanya dianggap kurang maksimal.guru b.k disekolah swasta berbeda dengan negeri kurikulumnya tergantung kondisi dan keadaan para peserta didik.akan tetapi permasalahannya tertuju pada persoalan pribadi,social, dan masalah belajarnya.dan kinerja guru b.k juga dibantu oleh wali kelas, guru mata pelajaran, dan waka-waka sekolah terutama waka kesiswaan.
Adanya BK di sekolah Sma Hasyim Asy’ri 1 Pucuk memang bertujuan untuk memberikan solusi untuk masala-masalah yang terjadi dalam lingkungan sekolah atau luar sekolah, dan memberikan pengarahan atau motivasi terhadap peserta didik yang bermasalah namun guna BK tidak hanya menampung siswa yang bermasalah saja akan tetapi BK disini juga memberikan wadah kepada siswa yang berprestasi, dan memberikan dorongan  motivasi supaya prestasi belajar siswa meningkat dan lebih baik sehingga lulus dengan nilai yang diharapkan.

Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan penting dalam pendidikan. Kegiatan membimbing sangat menentukan arah perkembangan, dan kemunduran peserta didik di sekolah baik perkembangan dan kemunduran pada prestasi akademik maupun non-akademik serta perilaku-perilaku sosial lainnya, termasuk pula dalam hal kedisiplinan[1].
Hal-hal tersebut tentu terjadi dalam kegiatan pendidikan yang direalisasikan melalui kegiatan pembelajaran dengan pos-orientasi pada pengajaran dan bimbingan. Mengajar dan membimbing bukanlah dua hal yang dipisahkan, melainkan dua unit kegiatan yang terpadu dengan harapan peserta didik dapat belajar secara maksimal. Untuk mengoptimalkan motivasi belajar itu, bukanlah peranan pengajar semata, melainkan peranan dan keikutsertaan konselor juga sangat menentukan.
Mengingat perkembangan pendidikan semakin maju, peranan bimbingan dan konseling akan memberikan kemantapan program kegiatan belajar siswa terutama berkenaan dengan kepribadian, bakat,  minat dan motivasi belajar atau motivasi berprestasi. Sebuah pemahaman yang perlu ditanamkan bahwa kehadiran konselor di suatu sekolah merupakan suatu yang mengembirakan, karena dengan adanya konselor adalah untuk memberi solusi, membantu individu dan kelompok  menghadapi berbagai masalah dalam kehidupannya.
Artinya, peranan konselor tidak hanya membantu peserta didik yang mengalami masalah di sekolah, akan tetapi juga berperan mengidentifikasi dan membantu siswa yang bermasalah baik di rumah, lingkungan masyarakat, bahkan yang lebih spesifik di lingkungan keluarga/pribadi.
Dengan demikian, peranan seorang konselor dalam bimbingan dan konselingnya sangatlah penting baik dalam keberlangsungan kegiatan belajar mengajar maupun sebagai tenaga pembina sekaligus membantu dalam menangani berbagai masalah yang dialami siswa. Dengan adanya konselor dalam lembaga sekolah, maka memungkinkan teratasinya suatu masalah yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Selain itu, kehadiran bimbingan dan konseling sangat relevan sekali dengan tujuan pendidikan nasional yaitu pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan potensi-potensi berupa minat belajar, bakat dan kompetensi.
Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan bimbingan adalah memahami siswa secara keseluruhan, baik masalah yang dihadapinya maupun latar belakang pribadinya. Dalam hai ini, guru dituntut untuk mengetahui asal usul dan kepribadian setiap siswa agar guru dapat memperoleh cara untuk menghadapi siswa yang bermasalah. Maka dari itu perlu adanya pengumpulan data terhadap siswa. Dengan data yang lengkap, guru akan dapat memberikan layanan bimbingan kepada siswa secara tepat atau terarah. Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa FAI yang nantinya akan menjadi guru melakukan observasi ini untuk mengetahui bimbingan untuk menghadapi siswa yang bermasalah tersebut. Selain itu juga, observasi ini kami lakukan sebagai penyelesaian tugas dari Khotimatus Sholihah, M. Pd, I. selaku dosen mata kuliah Bimbingan dan  Konseling di Madrasah.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “Apakah konselor mampu berperan  pada prestasi belajar siswa SMA Hasyim Asy’ari 1 pucuk tahun pembelajaran 2014 / 2015 ?
C.    Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “Untuk mengetahui peranan konselor dalam  prestasi belajar siswa SMA Hasyim Asy’ari 1 pucuk tahun pembelajaran 2014 / 2015.









BAB II
KAJIAN TEORI
A.    Konselor Sekolah
1.      Pengertian konselor
Seorang profesional yang terlatih ,memiliki keahlian dan kewenangan dalam bidang praktek konseling. Di mana dalam kerjanya bertujuan untuk membantu konseling memecahkan kesulitan yang dimilikinya[2],
Pengertian di atas, mengisyaratkan bahwa seorang konselor merupakan sebuah profesi yang membutuhkan keahlian tertentu, terutama yang berkaitan dengan psikologis seseorang (siswa). Sebab, pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang terlepas dari suatu beban atau minimal pembelajar tidak terbebani dengan suatu masalah yang dialaminya.
2.      Persyaratan menjadi konselor
Bagi seorang konselor profesional dalam bidang pendidikan khususnya dalam membimbing siswa yang mengalami berbagai permasalahan, maka bagi seseorang konselor perlu melewati syarat-syarat keilmuan akademis yang memadai untuk menjawab permasalahan peserta didik.
Menurut Ahmad (1998) syarat-syarat bagi seorang konselor adalah sebagai berikut:
a)      Seorang konselor memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas tentang kegiatan yang mengandung pokok-pokok pengetahuan yang luas yang menyangkut kegiatan membimbing konseling di sekolah.
b)     Seorang konselor harus memiliki mental dan sikap bijaksana yang matang.
c)      Bagi Seseorang yang membimbing dan menasehati orang lain, maka secara material seorang konselor harus memiliki kesehatan jasmani dan rohani serta performance yang menarik.
d)     Seorang konselor harus memiliki sikap dan sifat afektif yang baik, ramah, sopan santun, dan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.
e)      Seorang konselor harus siap menjalankan kode etik dalam bimbingan dan konseling, (Ahmad: 1998 dalam Tasrif, 2011: 163).
3.      Tugas konselor di sekolah
Sesuai dengan ketentuan Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor: 0433/P/1993 dan Nomor 25 Tahun 1991 diharapkan pada setiap sekolah ada petugas yang melaksanakan layanan bimbingan yaitu guru pembimbing/konselor dengan rasio satu orang guru pembimbing/Konselor untuk 150 orang siswa.
Dengan demikian, kehadiran konselor dalam suatu sekolah merupakan suatu keharusan. Sebab, dengan adanya  pembimbing/konselor, tentu guru mata pelajaran yang ditugaskan oleh kepala sekolah sebagai pembina/pembimbing dapat tergantikan. Kondisi ini dilaksanakan dengan tujuan agar guru mata pelajaran dapat lebih fokus dengan melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM). Selain hal tersebut, program ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kontaminasi antara emosi guru pada kegiatan bimbingan dengan kegiatan belajar mengajar yang mengakibatkan tidak terahnya kegiatan KBM tersebut.
Selanjutnya, oleh karena kekhususan bentuk tugas dan tanggung jawab guru pembimbing/konselor sebagai suatu profesi yang berbeda dengan bentuk tugas guru mata pelajaran, maka beban tugas tersebut meliputi:
a.      Kegiatan penyusunan program pelayanan dalam bidang bimbingan pribadi-sosial, bimbingan belajar, bimbingan karier, serta semua jenis layanan, termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 12 jam.
b.     Kegiatan melaksanakan pelayanan dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karier serta semua jenis layanan termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 18 jam.
c.      Kegiatan evaluasi pelaksanaan layanan dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karier serta semua jenis layanan termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 6 jam.
d.     Sebagaimana guru mata pelajaran, guru pembimbing/Konselor yang membimbing 150 orang siswa dihargai sebanyak 18 jam, selebihnya dihargai sebagi bonus dengan ketentuan sebagai berikut:
1)      10 – 15 siswa              = 2 jam
2)      16 – 30 siswa              = 4 jam
3)      31 – 45 siswa              = 6 jam
4)      46 – 60 siswa              = 8 jam
5)      61 – 75 siswa              = 10 jam
6)      76 – atau lebih            = 12 jam, (Sukardi, 2008: 96).

B.     Prestasi belajar
1.      Pengertian prestasi belajar
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok dan prestasi itu tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang (siswa) tidak melakukan suatu kegiatan, (Djamarah, 2004: 19). Sedangkan Poerwadarminta dalam Djamarah berpendapat bahwa prestasi dalah “hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).
Sedangkan belajar adalah “suatu aktivitas yang sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari, (Djamarah, 2004: 21). Sedangkan ahli lain menyatakan bahwa belajar merupakan “perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya: membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru, (Sardirman, 2001: 20).
Selain kedua ahli tersebut, belajar juga merupakan sebagai proses memungkinkan danmenghasilkan perubahan perilaku seseorang yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman baru ke arah yang lebih baik, (Uno, 2011: 138).
Pengertian yang disampaikan oleh ahli ini mengisyaratkan bahwa salah satu kesan yang didapt setelah melakukan aktivitas belajar adalah dapat berupa perubahan – perubahan tertentu, baik perubahan tingkat kemampuan, keteranpilan dan juga perubahan sikap serta tingkha laku. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan – kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu  sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.







BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Desain Penelitian
Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam   perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Selain itu, desain penelitian juga diharapkan peneliti mendapat gambaran atau kerangka secara umum tentang sesuatu yang direncanakan atau yang akan dilakukan dalam suatu penelitian yang mencakup langkah – langkah / cara, pendekatan, serta metode yang digunakan, sehingga hasil penelitian dapat mencapai hasil secara akurat.
Sehubungan dengan hal itu, maka pendekatan penelitian ini sesuai dengan masalah yang akan diteliti dengan memperhatikan tujuan yang ingin dicapai serta manfaatnya, maka digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik, bahwa datanya dinyatakan dalam bentuk data statistik yang berbentuk angka-angka. Dalam hal ini menyatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian mengumpulkan data dengan angka-angka[3],
Digunakannya pendekatan kuantitatif karena dengan memperhatikan  tujuan yang ingin dicapai dan manfaatnya serta masalah yang ingin diselesaikan yakni “Apakah konselor mampu berperan dalam  prestasi belajar siswa SMA Hasyim Asy’ari 1 pucuk tahun pembelajaran 2014 / 2015.
B.     Subyek Penelitian
Subyek adalah keseluruhan objek penelitian, (Arikunto, 2006: 130).Beliau juga menyatakan bahwa subyek penelitian menunjuk pada orang/individu atau kelompok yang dijadikan unit atau satuan yang diteliti. Sesuai dengan tugas yang diberikan dosen terhadap mata kuliah ini kita hanya melakukan wawancara kepada guru bimbingan konseling, salah satu wali kelas, guru mata pelajaran pendidikan agama islam, salah satu guru mata pelajaran selain PAI yang kebetulan kami berhasil mewawancarai guru mata pelajaran bahasa Indonesia dan kami  juga ngobrol santai  dengan 5 siswa sebagai perwakilan dari siswa SMA Hasyim Asy’ari 1 pucuk tahun pembelajaran 2014 / 2015  .
C.    Metode Pengumpulan Data
1.      Metode Observasi
Observasi  atau pengamatan adalah  "kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindera mata sebagai alat bantu utamanya selain pancainderanya lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta dibantu indera lainnya.
Metode  ini digunakan sebagai pelengkap untuk mendapatkan  data  yang lebih obyektif dari hasil metode wawancara dan dokumentasi.  Sehubungan dengan penelitian ini, maka observasi yang digunakan untuk mengumpulkan data keadaan lokasi penelitian yang terdiri dari keadaan sarana dan prasarana, keadaan atau jumlah siswa, guru, struktur  organisasi SMA Hasyim Asy’ari 1 pucuk .
2.      Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah “Mencari data mengenai hal – hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya, (Arikunto, 2006: 231).
Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa metode  dokumentasi adalah suatu  metode penelitan yang dilakukan dengan cara   meneliti atau menyelidiki buku-buku catatan resmi (buku catatan hasil belajar siswa).
3.      Metode Wawancara
Metode wawancara adalah “ sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari yang terwawancara(interviewer).Dalam hal ini, wawancara adalah proses komunikasi lisan antara peneliti dengan yang diteliti (sampel) yang dilibatkan dalam penelitian.
Responden yang akan diwawancarai adalah konselor SMA Hasyim Asy’ari 1 pucuk, sebagian guru, dan siswi-siswi SMA Hasyim Asy’ari 1 pucuk tahun pelajaran 2014/2015.









BAB IV
LAPORAN PENELITIAN
A.    Laporan Penelitian
Konselor di SMA HASYIM ASY’RI 1 PUCUK menuturkan bahwa masalah yang sering dihadapi oleh peserta didiknya yaitu masalah kedisiplinan,sering bolos tidak masuk sekolah tanpa ada izin dan khususnya untuk laki-laki tidak semangatnya dalam mengikuti pelajaran . Ini merupakan pelanggaran yang sering di lakukan oleh siswa  Sma Hasyim Asy’ri 1 Pucuk.
Maklum saja guru B.K  murni pertama kali di sekolah ini dimulai pada tahun 2010 dan dianggap ada oleh para siswa baru pada tahun 2012.sebelumnya guru b.k dirangkap oleh guru mapel yang kinerjanya dianggap kurang maksimal.guru b.k disekolah swasta berbeda dengan negeri kurikulumnya tergantung kondisi dan keadaan para peserta didik.akan tetapi permasalahannya tertuju pada persoalan pribadi,social, dan masalah belajarnya.dan kinerja guru b.k juga dibantu oleh wali kelas, guru mata pelajaran, dan waka-waka sekolah terutama waka kesiswaan.
Adanya BK di sekolah Sma Hasyim Asy’ri 1 Pucuk memang bertujuan untuk memberikan solusi untuk masala-masalah yang terjadi dalam lingkungan sekolah atau luar sekolah, dan memberikan pengarahan atau motivasi terhadap peserta didik yang bermasalah namun guna BK tidak hanya menampung siswa yang bermasalah saja akan tetapi BK disini juga memberikan wadah kepada siswa yang berprestasi, dan memberikan dorongan  motivasi supaya prestasi belajar siswa meningkat dan lebih baik sehingga lulus dengan nilai yang diharapkan.
B.     Hasil Wawancara
Dibawah ini adalah hasil wawancara kami dengan guru BK, guru wali kelas, guru mata pelajaran umum, guru PAI dan peserta didik.
1.      Guru BK
Nama       : Herni Sa’adah, S. Pd
Ø  Pertanyaan  : Layanan seperti apa yang anda berikan kepada peserta didik mengenai bimbingan dan konseling?
Ø  Jawab           : Layanan yang saya berikan kepada peserta didik yaitu layanan informasi, orientasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, konseling perorangan, konseling kelompok, konsultasi dan layanan mediasi.
Ø  Pertanyaan : Apakah sama layanan yang diberikan kepada siswa yang bermasalah dari yang ringan ,sedang dan  berat?
Ø  Jawab     : pastinya berbeda, kalau yang melakukan kesalahan yang ringan  terlambat atau tidak mengikuti pelajaran, layanan yang diberikan dengan cara memperingatkan atau menegur, dan jika yang tingkatan sedang kita berikan surat panggilan kepada orang tua yang bermasalah, sedangkan yang berat biasanya kami rapatkan dengan pengurus sekolah sehingga konsekuensi untuk siswa tersebut di skorsing atau dikeluarkan dari sekolahan.
Ø  Pertanyaan  : bagaimana tangapan siswa terhadap guru b.k jahat atau sebaliknya ?
Ø  Jawab      : Kalau kelas X beranggapan bahwa b.k itu menyeramkan atau jahat akan tetapi ketika menginjak kelas XI mereka akan menjadikan tempat berbagi cerita dan maalah.dan kelas XII menganggap saya sebagai teman sebaya yang selalu ada buat mereka
Ø   Pertanyaan  : Siapa yang sering melakukan kesalahan ?
Ø  Jawab     : Pastinya yang menjadi tersangka itu peserta didik yang bermasalah tapi kebanyakan di sini yang bermasalah siswa kelas XII,karena mungkin faktor pergaulan dan lingkungan  dan biasanya itu kebanyakan siswa laki-laki yang meraja lela nakalnya, kalau tingakat kenakalan siswi perempuan masih dalah tahapan wajar[4].
2.      Guru Wali Kelas XII IPS dan guru B. Indonesia
Nama        : Shollihatin, S.Pd.
Ø  Pertanyaan : bagaimana kesan ibu ketika menjadi wali kelas ?
Ø  Jawab     : iya dijalani saja pastinya ada susah dan sukanya menjadi wali kelas di sekolah swasta itu karena tingkat kedisiplinannya sangat rendah.dan kurang semangat dalam mengikuti pelajaran
Ø  Pertanyaan  : kemudian upaya ibu dengan keadaan tersebut bagaimana?
Ø  Jawab      : saya bekerja sama dengan guru yang lain untuk memberikan motivasi kepada para siswa sebelum pelajaran dimulai .kita memberikan suntikan semangat belajar untuk mengantarkan mereka kepada cita-cita yang diharapkan.
Ø  Pertanyaan : apakah ada hambatan dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia ?
Ø  Jawab     :  pastinya ada yakni kurangnya fasilitas yang mendukung KBM ini seperti belum adanya lab. Bahasa, LCD, buku paket yang harganya terlalu mahal untuk para siswa maklum saja mereka berasal dari keluarga menenggah kebawah.
Ø  Pertanyaan : Apa yang anda lakukan untuk mengatasi itu semua ?
Ø  Jawab    : Cara saya untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan berada diluar kelas dan memfoto copi buku paket yang sekiranya babnya penting serta kita lakukan dengan hati sehingga apapun keadaannya kita tetap berusaha memberiikan yang terbaik buat mereka[5].
3.    Guru PAI
Nama           : Zulia, S. Ag.
Ø Pertanyaan : Adakah kesulitan yang dialami oleh peserta didik ketika berlangsungnya kegiatan belajar mengajar?
Ø  Jawab      : Tentu saja ada, contoh,  ada satu dua  siswa yang tidak mau menulis Al-Qur’an karena malas dan mengatuk pada saat mengikuti pelajaran Dan juga ramai sendiri tidak memprhatikan ketika dijelaskan
Ø  Pertanyaan : Bagaimana cara anda supaya siswa mau menulis dan fokus pada pelajaran ?
Ø  Jawab      : Memberikan pengarahan dan menyuruh peserta didik tadi mengambil wudlu serta cuci muka agar terlihat segar kembali. Dan memberikan peringatan dan nasihat agar mau fokus pada pelajaran[6].
4.         Peserta Didik
a)      Nama          : Fika Aprilia Sari
Kelas           : X IPA
Pertanyaan  : Bagaimana pendapat anda tentang guru BK?
Jawab     : baik,karena guru b.k mengasih saran dengan lembutdan masukan dapat dicerna.
b)      Nama           : habibur Rohmah
Kelas            : XI IPS
Pertanyaan   : sering mana curhat sama teman, keluarga, orang tua ,wali kelas, guru mapel, atau guru b.k ?
Jawab        :sering curhat sama guru b.k daripada dengan yang lain.
Pertanyaan   :mengapa sering curhat dengan guru b.k ?
Jawab       :karena guru b.k dapat menjaga rahasia dan terasa nyaman ketika bercerita dengan guru tersebut.
c)      Nama           : Meirona Alfiyah.
Kelas            : XI IPS
Pertanyaan    : Apakah  yang pernah dicurhatkan pada guru b.k ?
Jawab           : curhat masalah teman yang mau berhenti dan keluar dari sekolah. Serta masalah keluarga.
d)     Nama             : Dwi zuliana
Kelas             : XI IPA
Pertanyaan    : Pernahkah berurusan dengan guru b.k karena melakukan kesalahan ?  
Jawab          : pernah,ketika itu saya terlambat mengikuti upacara bendera merah putih.
e)      Nama             : Tri Yuni Nusrohowati
Kelas             : XI IPS
Pertanyaan    : bagaimana kesan kamu terhadap peranan guru b.k  dengan sekolah ini ?  
Jawab          : sanangat penting karena dapat memberikan motivasi dan memecahkan masalah yang belum terpecahkan.











BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan penting dalam pendidikan. Kegiatan membimbing sangat menentukan arah perkembangan, dan kemunduran peserta didik di sekolah baik perkembangan dan kemunduran pada prestasi akademik maupun non-akademik serta perilaku-perilaku sosial lainnya, termasuk pula dalam hal kedisiplinan.
Hal-hal tersebut tentu terjadi dalam kegiatan pendidikan yang direalisasikan melalui kegiatan pembelajaran dengan pos-orientasi pada pengajaran dan bimbingan. Mengajar dan membimbing bukanlah dua hal yang dipisahkan, melainkan dua unit kegiatan yang terpadu dengan harapan peserta didik dapat belajar secara maksimal. Untuk mengoptimalkan motivasi belajar itu, bukanlah peranan pengajar semata, melainkan peranan dan keikutsertaan konselor juga sangat menentukan.
Dengan demikian, peranan seorang konselor dalam bimbingan dan konselingnya sangatlah penting baik dalam keberlangsungan kegiatan belajar mengajar maupun sebagai tenaga pembina sekaligus membantu dalam menangani berbagai masalah yang dialami siswa. Dengan adanya konselor dalam lembaga sekolah, maka memungkinkan teratasinya suatu masalah yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Selain itu, kehadiran bimbingan dan konseling sangat relevan sekali dengan tujuan pendidikan nasional yaitu pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan potensi-potensi berupa minat belajar, bakat dan kompetensi.

B.     Saran
Demikianlah laporan penelitian yang kami buat dan kami susun. Kami menyadari bahwa pada laporan penelitian ini banyak terdapat kekurangan, baik dalam penulisan, pencarian data ataupun dalam penyampaian. Untuk itu kami mohon saran dan kritik yang konstruktif guna perbaikan pada laporan penelitian kami selanjutnya. Semoga laporan penelitian yang kami buat ini bermanfaat bagi kita semua, baik di dunia maupun di akhirri  dan untuk perbaikan mutu dan kualitas dari guru bimbingan dan konseling, Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Ø  Burhan Bungin, 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif (Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu – Ilmu Sosial Lainnya), Jakarta: Penerbit. Fajar Interpratama Offset.
Ø  Darminto Eko, 2007. Teori – Teori Konseling (Teori dan Praktek Konseling Dari Berbagai Orientasi Teoritik dan Pendekatan), Jakarta: Penerbit Unesa University Press.
Ø  Prayitno, dkk, 2008. Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Penerbit. PT. Rineka Cipta.
Ø  Sukardi, Dewa Ketut, 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Penerbit PT. Rineka Cipt
Ø  Sa’adah ,Herni,2015. Wawancara Guru BK. SMA Hasyim Asy’ari 1 pucuk,.
Ø  Shollihatin.. 2015. Wawancara Guru Wali Kelas XII IPS dan guru B. Indonesia
SMA Hasyim Asy’ari 1 pucuk,
Ø  Zulia. 2015. Wawancara Guru PAI. SMA Hasyim Asy’ari 1 pucuk,












HASIL DOKUMENTASI




[1] Prayitno, dkk, Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Penerbit. PT. Rineka Cipta.2008.hal 15

[2] Eko Darminto ,Teori – Teori Konseling (Teori dan Praktek Konseling Dari Berbagai Orientasi Teoritik dan Pendekatan), Jakarta: Penerbit Unesa University Press.:2007, hal.16.

[3] Bungin Burhan,. Metodologi Penelitian Kuantitatif (Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu – Ilmu Sosial Lainnya), Jakarta: Penerbit. Fajar Interpratama Offset. 2005.hal:37

[4] Bu Herni Sa’adah, ,S.Pd.wawancara guru BK,pukul 09.38,hari kamis,tgl 15 Januari 2015

[5] Bu Shollihatin, ,S.Pd.wawancara Guru Wali Kelas XII IPS dan guru B. Indonesia
pukul 10.18,hari kamis,tgl 15 Januari 2015

[6] Bu Zulia, S. Ag.wawancara Guru PAI, pukul 10.58,hari kamis,tgl 15 Januari 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar