PERANAN KONSELOR DALAM PRESTASI BELAJAR SISWA SMA HASYIM
ASY’ARI 1 PUCUK TAHUN PEMBELAJARAN 2014 / 2015
Laporan
ditulis untuk memenuhi tugas ujian akhir semester ganjil
Mata
kuliah BK dimadrasah
Dosen
Pembimbing
KHOTIMATUS
SHOLIKAH M.Pd.I
ditulis
oleh :
M
KHOIRUL EFENDI (020121128)
EVA
SULISTIAWATI (020131208)
ALVI
ZAHRIANI (020121146)
FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN
18
Januari 2015
ABSTRAK
Nama
Muhammad Khoirul Efendi, Eva Sulistiawati dan Alvi Zahriani membuat laporan tentang Peranan
Konselor Dalam Prestasi Belajar Siswa Sma Hasyim Asy’ari 1 Pucuk Tahun
Pembelajaran 2014 / 2015
Dosen
Pembimbing Khotimatus Sholikah M.Pd.I
Bimbingan
dan konseling merupakan kegiatan penting dalam pendidikan. Kegiatan membimbing
sangat menentukan arah perkembangan, dan kemunduran peserta didik di sekolah
baik perkembangan dan kemunduran pada prestasi akademik maupun non-akademik
serta perilaku-perilaku sosial lainnya, termasuk pula dalam hal kedisiplinan.
Konselor di
SMA HASYIM ASY’RI 1 PUCUK menuturkan bahwa masalah yang sering dihadapi oleh
peserta didiknya yaitu masalah kedisiplinan,sering bolos tidak masuk sekolah
tanpa ada izin dan khususnya untuk laki-laki tidak semangatnya dalam mengikuti
pelajaran . Ini merupakan pelanggaran yang sering di lakukan oleh siswa Sma Hasyim Asy’ri 1 Pucuk.
Maklum saja
guru B.K murni pertama kali di sekolah
ini dimulai pada tahun 2010 dan dianggap ada oleh para siswa baru pada tahun
2012.sebelumnya guru b.k dirangkap oleh guru mapel yang kinerjanya dianggap
kurang maksimal.guru b.k disekolah swasta berbeda dengan negeri kurikulumnya
tergantung kondisi dan keadaan para peserta didik.akan tetapi permasalahannya
tertuju pada persoalan pribadi,social, dan masalah belajarnya.dan kinerja guru
b.k juga dibantu oleh wali kelas, guru mata pelajaran, dan waka-waka sekolah
terutama waka kesiswaan.
Adanya BK di sekolah Sma Hasyim Asy’ri 1 Pucuk memang
bertujuan untuk memberikan solusi untuk masala-masalah yang terjadi dalam
lingkungan sekolah atau luar sekolah, dan memberikan pengarahan atau motivasi
terhadap peserta didik yang bermasalah namun guna BK tidak hanya menampung
siswa yang bermasalah saja akan tetapi BK disini juga memberikan wadah kepada
siswa yang berprestasi, dan memberikan dorongan
motivasi supaya prestasi belajar siswa meningkat dan lebih baik sehingga
lulus dengan nilai yang diharapkan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Bimbingan dan konseling merupakan
kegiatan penting dalam pendidikan. Kegiatan membimbing sangat menentukan arah
perkembangan, dan kemunduran peserta didik di sekolah baik perkembangan dan
kemunduran pada prestasi akademik maupun non-akademik serta perilaku-perilaku
sosial lainnya, termasuk pula dalam hal kedisiplinan[1].
Hal-hal tersebut tentu terjadi dalam
kegiatan pendidikan yang direalisasikan melalui kegiatan pembelajaran dengan
pos-orientasi pada pengajaran dan bimbingan. Mengajar dan membimbing bukanlah
dua hal yang dipisahkan, melainkan dua unit kegiatan yang terpadu dengan
harapan peserta didik dapat belajar secara maksimal. Untuk mengoptimalkan
motivasi belajar itu, bukanlah peranan pengajar semata, melainkan peranan dan
keikutsertaan konselor juga sangat menentukan.
Mengingat perkembangan pendidikan
semakin maju, peranan bimbingan dan konseling akan memberikan kemantapan
program kegiatan belajar siswa terutama berkenaan dengan kepribadian,
bakat, minat dan motivasi belajar atau
motivasi berprestasi. Sebuah pemahaman yang perlu ditanamkan bahwa kehadiran
konselor di suatu sekolah merupakan suatu yang mengembirakan, karena dengan adanya
konselor adalah untuk memberi solusi, membantu individu dan kelompok menghadapi berbagai masalah dalam
kehidupannya.
Artinya, peranan konselor tidak
hanya membantu peserta didik yang mengalami masalah di sekolah, akan tetapi
juga berperan mengidentifikasi dan membantu siswa yang bermasalah baik di
rumah, lingkungan masyarakat, bahkan yang lebih spesifik di lingkungan
keluarga/pribadi.
Dengan demikian, peranan seorang
konselor dalam bimbingan dan konselingnya sangatlah penting baik dalam
keberlangsungan kegiatan belajar mengajar maupun sebagai tenaga pembina
sekaligus membantu dalam menangani berbagai masalah yang dialami siswa. Dengan
adanya konselor dalam lembaga sekolah, maka memungkinkan teratasinya suatu
masalah yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Selain itu, kehadiran
bimbingan dan konseling sangat relevan sekali dengan tujuan pendidikan nasional
yaitu pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan
potensi-potensi berupa minat belajar, bakat dan kompetensi.
Salah satu
hal penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan bimbingan adalah memahami
siswa secara keseluruhan, baik masalah yang dihadapinya maupun latar belakang
pribadinya. Dalam hai ini, guru dituntut untuk mengetahui asal usul dan
kepribadian setiap siswa agar guru dapat memperoleh cara untuk menghadapi siswa
yang bermasalah. Maka dari itu perlu adanya pengumpulan data terhadap siswa.
Dengan data yang lengkap, guru akan dapat memberikan layanan bimbingan kepada
siswa secara tepat atau terarah. Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa FAI
yang nantinya akan menjadi guru melakukan observasi ini untuk mengetahui
bimbingan untuk menghadapi siswa yang bermasalah tersebut. Selain itu juga,
observasi ini kami lakukan sebagai penyelesaian tugas dari Khotimatus Sholihah,
M. Pd, I. selaku dosen mata kuliah Bimbingan dan Konseling di Madrasah.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diteliti
dalam penelitian ini adalah “Apakah konselor mampu berperan pada prestasi belajar siswa SMA Hasyim
Asy’ari 1 pucuk tahun pembelajaran 2014 / 2015 ?
C.
Tujuan
Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah “Untuk mengetahui peranan konselor dalam prestasi belajar siswa SMA Hasyim Asy’ari 1
pucuk tahun pembelajaran 2014 / 2015.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Konselor
Sekolah
1.
Pengertian
konselor
Seorang profesional yang terlatih ,memiliki keahlian dan
kewenangan dalam bidang praktek konseling. Di mana dalam kerjanya bertujuan
untuk membantu konseling memecahkan kesulitan yang dimilikinya[2],
Pengertian di atas, mengisyaratkan bahwa seorang konselor
merupakan sebuah profesi yang membutuhkan keahlian tertentu, terutama yang
berkaitan dengan psikologis seseorang (siswa). Sebab, pembelajaran yang efektif
adalah pembelajaran yang terlepas dari suatu beban atau minimal pembelajar
tidak terbebani dengan suatu masalah yang dialaminya.
2.
Persyaratan
menjadi konselor
Bagi seorang konselor profesional dalam bidang pendidikan
khususnya dalam membimbing siswa yang mengalami berbagai permasalahan, maka
bagi seseorang konselor perlu melewati syarat-syarat keilmuan akademis yang
memadai untuk menjawab permasalahan peserta didik.
Menurut Ahmad (1998) syarat-syarat bagi seorang konselor
adalah sebagai berikut:
a)
Seorang konselor memiliki
pengetahuan dan wawasan yang luas tentang kegiatan yang mengandung pokok-pokok
pengetahuan yang luas yang menyangkut kegiatan membimbing konseling di sekolah.
b) Seorang konselor harus memiliki
mental dan sikap bijaksana yang matang.
c)
Bagi Seseorang yang membimbing dan
menasehati orang lain, maka secara material seorang konselor harus memiliki
kesehatan jasmani dan rohani serta performance
yang menarik.
d)
Seorang konselor harus memiliki
sikap dan sifat afektif yang baik, ramah, sopan santun, dan ikut merasakan apa
yang dirasakan oleh orang lain.
e)
Seorang konselor harus siap
menjalankan kode etik dalam bimbingan dan konseling, (Ahmad: 1998 dalam Tasrif,
2011: 163).
3.
Tugas konselor
di sekolah
Sesuai dengan ketentuan Surat Keputusan
Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian
Negara Nomor: 0433/P/1993 dan Nomor 25 Tahun 1991 diharapkan pada setiap
sekolah ada petugas yang melaksanakan layanan bimbingan yaitu guru pembimbing/konselor dengan rasio satu
orang guru pembimbing/Konselor untuk
150 orang siswa.
Dengan demikian, kehadiran konselor
dalam suatu sekolah merupakan suatu keharusan. Sebab, dengan adanya pembimbing/konselor, tentu guru mata
pelajaran yang ditugaskan oleh kepala sekolah sebagai pembina/pembimbing dapat
tergantikan. Kondisi ini dilaksanakan dengan tujuan agar guru mata pelajaran
dapat lebih fokus dengan melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM). Selain
hal tersebut, program ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kontaminasi
antara emosi guru pada kegiatan bimbingan dengan kegiatan belajar mengajar yang
mengakibatkan tidak terahnya kegiatan KBM tersebut.
Selanjutnya, oleh karena kekhususan
bentuk tugas dan tanggung jawab guru pembimbing/konselor sebagai suatu profesi yang berbeda dengan bentuk tugas
guru mata pelajaran, maka beban tugas tersebut meliputi:
a. Kegiatan penyusunan program pelayanan dalam
bidang bimbingan pribadi-sosial, bimbingan belajar, bimbingan karier, serta
semua jenis layanan, termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 12 jam.
b. Kegiatan melaksanakan pelayanan dalam bimbingan
pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karier serta semua jenis layanan termasuk kegiatan
pendukung yang dihargai sebanyak 18 jam.
c. Kegiatan evaluasi pelaksanaan layanan dalam
bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karier
serta semua jenis layanan termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 6 jam.
d. Sebagaimana
guru mata pelajaran, guru pembimbing/Konselor
yang membimbing 150 orang siswa dihargai sebanyak 18 jam, selebihnya dihargai
sebagi bonus dengan ketentuan sebagai berikut:
1)
10 – 15 siswa = 2 jam
2)
16 – 30 siswa = 4 jam
3)
31 – 45 siswa = 6 jam
4)
46 – 60 siswa = 8 jam
5)
61 – 75 siswa = 10 jam
6)
76 – atau lebih = 12 jam, (Sukardi, 2008: 96).
B.
Prestasi
belajar
1.
Pengertian
prestasi belajar
Prestasi adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun
kelompok dan prestasi itu tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang (siswa)
tidak melakukan suatu kegiatan,
(Djamarah, 2004: 19).
Sedangkan Poerwadarminta dalam Djamarah berpendapat bahwa prestasi dalah “hasil
yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).
Sedangkan belajar adalah “suatu aktivitas yang sadar untuk
mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari, (Djamarah, 2004:
21). Sedangkan ahli lain menyatakan bahwa belajar merupakan “perubahan tingkah
laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya: membaca,
mengamati, mendengarkan, dan meniru, (Sardirman, 2001: 20).
Selain kedua ahli tersebut, belajar juga merupakan sebagai
proses memungkinkan danmenghasilkan perubahan perilaku seseorang yang dilakukan
dengan sengaja untuk memperoleh pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman baru ke
arah yang lebih baik, (Uno, 2011: 138).
Pengertian yang disampaikan oleh ahli ini mengisyaratkan
bahwa salah satu kesan yang didapt setelah melakukan aktivitas belajar adalah
dapat berupa perubahan – perubahan tertentu, baik perubahan tingkat kemampuan,
keteranpilan dan juga perubahan sikap serta tingkha laku. Jadi prestasi belajar
adalah hasil yang diperoleh berupa kesan – kesan yang mengakibatkan perubahan
dalam diri individu sebagai hasil dari
aktivitas dalam belajar.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Desain
Penelitian
Desain penelitian adalah semua proses
yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian. Selain itu, desain penelitian juga diharapkan peneliti
mendapat gambaran atau kerangka secara umum tentang sesuatu yang direncanakan
atau yang akan dilakukan dalam suatu penelitian yang mencakup langkah – langkah
/ cara, pendekatan, serta metode yang digunakan, sehingga hasil penelitian
dapat mencapai hasil secara akurat.
Sehubungan dengan hal itu, maka
pendekatan penelitian ini sesuai dengan masalah yang akan diteliti dengan
memperhatikan tujuan yang ingin dicapai serta manfaatnya, maka digunakan
pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang bersifat
atau memiliki karakteristik, bahwa datanya dinyatakan dalam bentuk data
statistik yang berbentuk angka-angka. Dalam hal ini menyatakan
bahwa penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian mengumpulkan data dengan
angka-angka[3],
Digunakannya pendekatan kuantitatif
karena dengan memperhatikan tujuan yang
ingin dicapai dan manfaatnya serta masalah yang ingin diselesaikan yakni “Apakah
konselor mampu berperan
dalam prestasi belajar siswa SMA Hasyim Asy’ari 1 pucuk tahun
pembelajaran 2014 / 2015.
B.
Subyek
Penelitian
Subyek adalah keseluruhan objek penelitian,
(Arikunto, 2006: 130).Beliau juga menyatakan bahwa subyek penelitian menunjuk
pada orang/individu atau kelompok yang dijadikan unit atau satuan yang
diteliti. Sesuai
dengan tugas yang diberikan dosen terhadap mata kuliah ini kita hanya melakukan
wawancara kepada guru bimbingan konseling, salah satu wali kelas, guru mata
pelajaran pendidikan agama islam, salah satu guru mata pelajaran selain PAI
yang kebetulan kami berhasil mewawancarai guru mata pelajaran bahasa Indonesia
dan kami juga ngobrol santai dengan 5 siswa sebagai perwakilan dari siswa
SMA Hasyim Asy’ari 1 pucuk tahun pembelajaran 2014 / 2015 .
C.
Metode
Pengumpulan Data
1.
Metode
Observasi
Observasi atau pengamatan adalah "kegiatan keseharian manusia dengan
menggunakan pancaindera mata sebagai alat bantu utamanya selain pancainderanya
lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Oleh karena itu,
observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui
hasil kerja pancaindera mata serta dibantu indera lainnya.
Metode ini digunakan sebagai pelengkap untuk
mendapatkan data yang lebih obyektif dari hasil metode
wawancara dan dokumentasi. Sehubungan
dengan penelitian ini, maka observasi yang digunakan untuk mengumpulkan data
keadaan lokasi penelitian yang terdiri dari keadaan sarana dan prasarana,
keadaan atau jumlah siswa, guru, struktur
organisasi SMA
Hasyim Asy’ari 1 pucuk .
2. Metode
Dokumentasi
Metode
dokumentasi adalah “Mencari data mengenai hal – hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda, dan sebagainya, (Arikunto, 2006: 231).
Dari pengertian
di atas dapat dikatakan bahwa metode
dokumentasi adalah suatu metode
penelitan yang dilakukan dengan cara
meneliti atau menyelidiki buku-buku catatan resmi (buku catatan
hasil belajar siswa).
3.
Metode
Wawancara
Metode wawancara adalah “ sebuah dialog
yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer)
untuk memperoleh informasi dari yang terwawancara(interviewer).Dalam hal ini, wawancara adalah proses komunikasi
lisan antara peneliti dengan yang diteliti (sampel) yang dilibatkan dalam
penelitian.
Responden yang akan diwawancarai adalah
konselor SMA Hasyim
Asy’ari 1 pucuk, sebagian guru, dan siswi-siswi SMA
Hasyim Asy’ari 1 pucuk tahun pelajaran 2014/2015.
BAB IV
LAPORAN PENELITIAN
A. Laporan Penelitian
Konselor di
SMA HASYIM ASY’RI 1 PUCUK menuturkan bahwa masalah yang sering dihadapi oleh
peserta didiknya yaitu masalah kedisiplinan,sering bolos tidak masuk sekolah
tanpa ada izin dan khususnya untuk laki-laki tidak semangatnya dalam mengikuti
pelajaran . Ini merupakan pelanggaran yang sering di lakukan oleh siswa Sma Hasyim Asy’ri 1 Pucuk.
Maklum saja guru
B.K murni pertama kali di sekolah ini
dimulai pada tahun 2010 dan dianggap ada oleh para siswa baru pada tahun
2012.sebelumnya guru b.k dirangkap oleh guru mapel yang kinerjanya dianggap
kurang maksimal.guru b.k disekolah swasta berbeda dengan negeri kurikulumnya
tergantung kondisi dan keadaan para peserta didik.akan tetapi permasalahannya
tertuju pada persoalan pribadi,social, dan masalah belajarnya.dan kinerja guru
b.k juga dibantu oleh wali kelas, guru mata pelajaran, dan waka-waka sekolah
terutama waka kesiswaan.
Adanya BK di
sekolah Sma Hasyim Asy’ri 1 Pucuk memang bertujuan untuk memberikan solusi
untuk masala-masalah yang terjadi dalam lingkungan sekolah atau luar sekolah,
dan memberikan pengarahan atau motivasi terhadap peserta didik yang bermasalah
namun guna BK tidak hanya menampung siswa yang bermasalah saja akan tetapi BK
disini juga memberikan wadah kepada siswa yang berprestasi, dan memberikan
dorongan motivasi supaya prestasi belajar
siswa meningkat dan lebih baik sehingga lulus dengan nilai yang diharapkan.
B. Hasil Wawancara
Dibawah ini
adalah hasil wawancara kami dengan guru BK, guru wali kelas, guru mata
pelajaran umum, guru PAI dan peserta didik.
1.
Guru BK
Nama : Herni
Sa’adah, S. Pd
Ø Pertanyaan : Layanan seperti apa yang anda berikan
kepada peserta didik mengenai bimbingan dan konseling?
Ø Jawab
: Layanan yang saya berikan kepada peserta didik yaitu layanan
informasi, orientasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, konseling
perorangan, konseling kelompok, konsultasi dan layanan mediasi.
Ø Pertanyaan :
Apakah sama layanan yang diberikan kepada siswa yang bermasalah dari yang
ringan ,sedang dan berat?
Ø Jawab : pastinya berbeda, kalau yang melakukan
kesalahan yang ringan terlambat atau
tidak mengikuti pelajaran, layanan yang diberikan dengan cara memperingatkan
atau menegur, dan jika yang tingkatan sedang kita berikan surat panggilan
kepada orang tua yang bermasalah, sedangkan yang berat biasanya kami rapatkan
dengan pengurus sekolah sehingga konsekuensi untuk siswa tersebut di skorsing
atau dikeluarkan dari sekolahan.
Ø Pertanyaan : bagaimana tangapan siswa terhadap guru b.k
jahat atau sebaliknya ?
Ø Jawab : Kalau kelas X beranggapan bahwa b.k itu
menyeramkan atau jahat akan tetapi ketika menginjak kelas XI mereka akan
menjadikan tempat berbagi cerita dan maalah.dan kelas XII menganggap saya
sebagai teman sebaya yang selalu ada buat mereka
Ø Pertanyaan
: Siapa yang sering melakukan kesalahan ?
Ø Jawab : Pastinya yang menjadi tersangka itu
peserta didik yang bermasalah tapi kebanyakan di sini yang bermasalah siswa
kelas XII,karena mungkin faktor pergaulan dan lingkungan dan biasanya itu kebanyakan siswa laki-laki
yang meraja lela nakalnya, kalau tingakat kenakalan siswi perempuan masih dalah
tahapan wajar[4].
2.
Guru Wali Kelas XII IPS dan guru B. Indonesia
Nama :
Shollihatin, S.Pd.
Ø Pertanyaan :
bagaimana kesan ibu ketika menjadi wali kelas ?
Ø Jawab : iya dijalani saja pastinya ada susah dan
sukanya menjadi wali kelas di sekolah swasta itu karena tingkat kedisiplinannya
sangat rendah.dan kurang semangat dalam mengikuti pelajaran
Ø Pertanyaan : kemudian upaya ibu dengan keadaan tersebut
bagaimana?
Ø Jawab : saya bekerja sama dengan guru yang lain
untuk memberikan motivasi kepada para siswa sebelum pelajaran dimulai .kita
memberikan suntikan semangat belajar untuk mengantarkan mereka kepada cita-cita
yang diharapkan.
Ø Pertanyaan :
apakah ada hambatan dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia ?
Ø Jawab : pastinya
ada yakni kurangnya fasilitas yang mendukung KBM ini seperti belum adanya lab.
Bahasa, LCD, buku paket yang harganya terlalu mahal untuk para siswa maklum
saja mereka berasal dari keluarga menenggah kebawah.
Ø Pertanyaan :
Apa yang anda lakukan untuk mengatasi itu semua ?
Ø Jawab : Cara saya untuk mengatasi masalah
tersebut yaitu dengan berada diluar kelas dan memfoto copi buku paket yang
sekiranya babnya penting serta kita lakukan dengan hati sehingga apapun
keadaannya kita tetap berusaha memberiikan yang terbaik buat mereka[5].
3.
Guru PAI
Nama :
Zulia, S. Ag.
Ø Pertanyaan :
Adakah kesulitan yang dialami oleh peserta didik ketika berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar?
Ø Jawab : Tentu saja ada, contoh, ada satu dua
siswa yang tidak mau menulis Al-Qur’an karena malas dan mengatuk pada
saat mengikuti pelajaran Dan juga ramai sendiri tidak memprhatikan ketika
dijelaskan
Ø Pertanyaan :
Bagaimana cara anda supaya siswa mau menulis dan fokus pada pelajaran ?
Ø Jawab : Memberikan pengarahan dan menyuruh
peserta didik tadi mengambil wudlu serta cuci muka agar terlihat segar kembali.
Dan memberikan peringatan dan nasihat agar mau fokus pada pelajaran[6].
4.
Peserta Didik
a)
Nama : Fika
Aprilia Sari
Kelas
: X IPA
Pertanyaan :
Bagaimana pendapat anda tentang guru BK?
Jawab : baik,karena guru b.k mengasih saran dengan
lembutdan masukan dapat dicerna.
b)
Nama :
habibur Rohmah
Kelas
: XI IPS
Pertanyaan : sering
mana curhat sama teman, keluarga, orang tua ,wali kelas, guru mapel, atau guru
b.k ?
Jawab :sering
curhat sama guru b.k daripada dengan yang lain.
Pertanyaan
:mengapa sering curhat dengan guru b.k ?
Jawab :karena guru b.k dapat menjaga rahasia dan
terasa nyaman ketika bercerita dengan guru tersebut.
c)
Nama :
Meirona Alfiyah.
Kelas
: XI IPS
Pertanyaan : Apakah yang pernah dicurhatkan pada guru b.k ?
Jawab : curhat
masalah teman yang mau berhenti dan keluar dari sekolah. Serta masalah
keluarga.
d)
Nama
: Dwi zuliana
Kelas
: XI IPA
Pertanyaan : Pernahkah berurusan dengan guru b.k karena
melakukan kesalahan ?
Jawab :
pernah,ketika itu saya terlambat mengikuti upacara bendera merah putih.
e)
Nama
: Tri Yuni Nusrohowati
Kelas
: XI IPS
Pertanyaan : bagaimana
kesan kamu terhadap peranan guru b.k dengan sekolah ini ?
Jawab : sanangat penting karena dapat memberikan
motivasi dan memecahkan masalah yang belum terpecahkan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan penting dalam
pendidikan. Kegiatan membimbing sangat menentukan arah perkembangan, dan
kemunduran peserta didik di sekolah baik perkembangan dan kemunduran pada
prestasi akademik maupun non-akademik serta perilaku-perilaku sosial lainnya,
termasuk pula dalam hal kedisiplinan.
Hal-hal tersebut tentu terjadi dalam kegiatan pendidikan
yang direalisasikan melalui kegiatan pembelajaran dengan pos-orientasi pada
pengajaran dan bimbingan. Mengajar dan membimbing bukanlah dua hal yang
dipisahkan, melainkan dua unit kegiatan yang terpadu dengan harapan peserta
didik dapat belajar secara maksimal. Untuk mengoptimalkan motivasi belajar itu,
bukanlah peranan pengajar semata, melainkan peranan dan keikutsertaan konselor
juga sangat menentukan.
Dengan demikian, peranan seorang konselor dalam bimbingan
dan konselingnya sangatlah penting baik dalam keberlangsungan kegiatan belajar
mengajar maupun sebagai tenaga pembina sekaligus membantu dalam menangani
berbagai masalah yang dialami siswa. Dengan adanya konselor dalam lembaga
sekolah, maka memungkinkan teratasinya suatu masalah yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Selain itu, kehadiran bimbingan dan konseling sangat relevan
sekali dengan tujuan pendidikan nasional yaitu pendidikan adalah usaha sadar
untuk mengembangkan kepribadian dan potensi-potensi berupa minat belajar, bakat
dan kompetensi.
B. Saran
Demikianlah
laporan penelitian yang kami buat dan kami susun. Kami menyadari bahwa pada laporan
penelitian ini banyak terdapat kekurangan, baik dalam penulisan, pencarian data
ataupun dalam penyampaian. Untuk itu kami mohon saran dan kritik yang
konstruktif guna perbaikan pada laporan penelitian kami selanjutnya. Semoga laporan
penelitian yang kami buat ini bermanfaat bagi kita semua, baik di dunia maupun
di akhirri dan untuk perbaikan mutu dan
kualitas dari guru bimbingan dan konseling, Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Burhan Bungin,
2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif
(Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu – Ilmu Sosial Lainnya),
Jakarta: Penerbit. Fajar Interpratama Offset.
Ø Darminto Eko,
2007. Teori – Teori Konseling (Teori dan
Praktek Konseling Dari Berbagai Orientasi Teoritik dan Pendekatan), Jakarta: Penerbit Unesa
University Press.
Ø Prayitno, dkk,
2008. Dasar – Dasar Bimbingan dan
Konseling, Jakarta: Penerbit. PT. Rineka Cipta.
Ø Sukardi, Dewa Ketut, 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah, Jakarta: Penerbit PT. Rineka Cipt
Ø Sa’adah ,Herni,2015.
Wawancara Guru BK. SMA Hasyim Asy’ari 1 pucuk,.
Ø Shollihatin..
2015. Wawancara Guru Wali Kelas XII
IPS dan guru B. Indonesia
SMA Hasyim Asy’ari 1 pucuk,
Ø Zulia. 2015.
Wawancara Guru PAI. SMA Hasyim Asy’ari 1 pucuk,
HASIL
DOKUMENTASI
[1] Prayitno, dkk, Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling,
Jakarta: Penerbit. PT. Rineka Cipta.2008.hal
15
[2] Eko Darminto ,Teori – Teori Konseling (Teori dan Praktek Konseling Dari
Berbagai Orientasi Teoritik dan Pendekatan), Jakarta: Penerbit Unesa University Press.:2007, hal.16.
[3] Bungin Burhan,.
Metodologi Penelitian Kuantitatif
(Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu – Ilmu Sosial Lainnya),
Jakarta: Penerbit. Fajar Interpratama Offset. 2005.hal:37
pukul 10.18,hari kamis,tgl 15
Januari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar